Jadwal Imsakiyah 1433 – Jadwal Puasa Ramadhan 2012 Lengkap

Jadwal Imsakiyah 1433 H dan puasa Ramadhan 2012 lengkap untuk seluruh provinsi Indonesia. Marhaban Yaa Ramadhan, bulan amat di tunggu umat Islam seluruh dunia sebentar lagi akan tiba menyapa kita, berharap kita dapat menjalaninya dengan sebaik-baiknya dan menjadi orang fitri di hari raya Fitri nanti, Insya Allah.

Jadwal Imsakiyah 1433 (jadwal puasa Ramadhan 2012) khusus saya persembahkan untuk seluruh umat Islam di Indonesia, agar terbantu menjalani ibadan Ramadhan sebulan penuh, tanpa absen atau telat bangun, Insya Allah. Sehingga diharapkan puasa kita akan lebih sempurna, Amiiin Allahuma Amiiin.
Dan selalu dapat bertemu di bulan puasa Ramadhan seterusnya dan lulus segala ujian, Amiiin Allahuma Amiiin.
Tak lengkap rasanya jika tidak mengutip ayat suci Al Quran untuk lebih menyempurnakan info jadwal Imsakiyah 1433 Hijriyah ini kepada rekan semua, agar lebih sadar betapa pentingnya ibadah puasa yang datang sekali setahun, agar dimanfaatkan sebaik yang kita mampu. Inilah ayat Al Quran, surat Al Baqarah :183.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa [Quran 2:183]
Sudah diperingatkan betapa pentingnya berpuasa kan? Maka jangan sia-siakan puasa kali ini!
Jadwalnya berupa link download yang bisa kamu download kemudian pilih kota dan daerah tempat kamu berdomisili. Ini dia:
Download jadwal Imsakiyah 1433 dan jadwal puasa Ramadhan 2012 lengkap seluruh Indonesia.

Sumber :  http://rumahabi.info/





Batu Ballah

Batu Ballah ini menceritakan seorang ibu yang merintih pasrah berpisah dengan kedua anak kesanyangannya karena terlalu merasa kepingin untuk menikmati telor timbakol.. Cerita selanjut ......
Batu ballah adalah cerita rakyat pantai Tanjung Batu yang terkenal itu. Disana pernah hidup tiga anak manusia, yaitu seorang ibu yang sudah menjanda,bernama Mak Risah dengan kedua anaknya yang sulung perempuan bernama Long Ijun dan yang bungsu laki-laki bernama Su Pisok Mereka hidup berkasih-kasihan dan senantiasa bertawakal menerima kadar yang serba berkekurangan sejak di tinggal pergi Sang Ayah yang sudah lama tiada.
Ditempat yang jauh dari keramaian itulah keluarga kecil ini menjalani sisa hidup dalam penderitaan.Tertutup kepala terbuka kaki, tertutup kaki terbuka kepala. Kesulitan yang tidak bertepi membuat Mak Risah kadang-kadang berputus asa. Terlebih lagi Si Bungsu selalu saja menangis, sementara Long Ijon yang sangat menyayanginya hampir kehabisan waktu membantu ibunya selain menjaga dan merawat simanja yang seorang itu.
Pada suatu hari Mak Risah kepada putri sulungnya itu.”Nak ! Jaga adikmu baik-baik”. Mak hendak pergi mencari telur Tembakul”.Setelah itu iapun pergi kebibir pantai yang airnya sedang kering. Kebetulan banyak sekali ikan Tembakul di hari itu. Hanya sayangnya belum kelihatan Tembakul yang bertelur. Namun terhibur sejenak hati Mak Risah melihat Tembakul yang berkejar-kejaran karena ikan itu dapat hidup di dua alam. Dipantai yang sekali-kali di lebur ombak tampak jelas ia berjalan dengan sirip dan ekornya dengan dua matanya yang besar dan menonjol.
Setelah mendapat telor yang cukup banyak untuk mereka bertiga lalu pulanglah mak Risah ke pondok yang reot, didapati kedua anaknya sedang asyik bermain.Rupanya mereka kehabisan kayu bakar yang biasanya dicari Ijun danPisok sambil bermain,demikianpun garam dan kunyit untuk merempahi telor yang diperolehnya itu.”Mak ke hutan dulu mencari kayu.Telor sudah mak rebus,kalau sudah masak supaya diangkat,nanti baru di beri rempah dan kita makan bersama”’katanya.Long Ijun mengangguk sambil menepuk-nepuk paha adiknya dalam gendongan. Sebetulnya ia sangat lapar dan letih, tetapi siapa lagi yang mengerjakan itu semua? Sepeninggal maknya, Su Pisok pun minta makan karena sejak pagi belum merasakan apapun juga belum sempat menyusu pada maknya. Long Ijun ingat pesan maknya sebab telur belum diberi rempah. Akan tetapi adiknya tak henti-hentinya menangis, ibalah hatinya. Lagi pula apalah dayanya. Ia hanya seorang gadis kecil yang tidak dapat berbuat banyak. Tambahan lagi perutnya sendiri terasa menggigit-gigit kelaparan.
Hari sudah tinggi, mak yang ditunggu-tunggu belum lagi pulang. Karena tidak tahan melihat adiknya yang tak hentihentinya menangis, lalu dimbilnya panci yang terjerang diatas tungku itu. Melihat telur berwarna kuning menusuk hidung, mula-mula diambilnya sedikit, lama-kelamaan sang kakak pun turut merasakan. Keadaan dalam kelaparan itu membuat Long Ijun lupa pesan maknya dan khilaf tidak meninggalkan untuk maknya walau sedikitpun.
Selesai makan keduanya mengantuk lalu tertidur. Sepulangnya Mak Risah dari mencari kayu dan rempah, betapa ia sangat terkejut melihat telur tembakul yang tidak lagi bersisa. “sampai hati kau Jun, Mak tidak disisakan sedikitpun,” Katanya mengeluh sambil duduk berpangku tangan di bendul pintu. “Su Pisok menangis terus Mak. Sejak pagi kelaparan susu. Ijun pun juga lapar sekali, sedari pagi belum merasakan apa-apa. Mak mengira sepulang mencari kayu, kita makan bersam-sama”. Long Ijun sedih sekali mendengarkan uraian mak itu.
Sekarang apa yang harus dimasak maknya lagi, telurTembakul sudah habis. Hendak mencari lagi, air laut sudah pasang dan ikan Timbakul sudah pergi ketempat yang jauh mencari pantai yang berlumpur yang lain. “ Maafkanlah kami Mak, kami telah berdosa…. .” Mak Risah menangis pilu, sedih sekali. “Sudahlah Jun, mak sudah kemponan….” Katanya teramat sedih karena keinginan dan harapannya telah putus sehingga kempunan. Ia bangkit perlahan, kemudian berjalan lamban menuju Tanjung Batu. Jalanya kemudian semakin cepat, akhirnya ia meraung, menangis sambil berlari. Sesampainya dimulut Batu Ballah iapun memohon,:

Batu Ballah,
BatuBetangkup,
Tangkupkan aku,
Anggan kakiku,
Aku kemponan,
Tallor Timbakul.

Toop… bunyi suara Batu Ballah menangkup kedua kaki Mak Risah. Mendengar itu Long Ijun pun menangis sambil berlari menggendong Pisok yang juga menangis. Oh, Oh Mak, Balik Uddek, Hari dah malam, Adek nak nyussu. “Tidak, aku tidak mau pulang, kamu berdua jahat, tak sayang dengan mak “jawab Mak Risah sementara kedua kakinya sudah tertangkup Batu Ballah, lalu ia memohon lagi.

“Batu Ballah, Batu Betangkup,
Tangkupkan aku, Anggan parrutku
Aku kemponan, Tallor Timbakol.

Demikianlah seterusnya sehingga ditangkup bagian perutnya, lalu lehernya. Melihat itu Long Ijun memberanikan diri menyelamatkan maknya, tapi terlambat. Yang didapatkannya hanyalah rambut maknya yang panjang terjurai.
Oh..Mak, Oh..Mak Tungulah kami. Tega nian mak tinggalkan kami, adik kecil kelaparan susu.
Oh.. Mak,Oh.. Mak. Hari sudah malam, pulanglah mak. Tapi mak Risah sudah tak mau mendengar lagi.

Sumber : cerita rakyat  Sambas



















Raden sandhi

Raden Sandhi,mempunyai hobby berburu,setiap2 atau 3 hari baru pulang,nah kebiasaan ini sering ditegur sama orang tuanya. Raden Sandhi itu termasuk keluarga orang yang baik-baik,masih keturunan raja-raja Sambas,
Menurut kepercayaan orang Sambas Raden sandhi tidak mati,mayatnya dibawa orang kebeneran,orang halus Paloh. Menurut kepercayaan org paloh,kalau kita berkunjung ke Paloh,tidak bolejh teriak-teriak didlm hutan,tidak boleh bersiul juga,dan btidak boleh berkata tidak baik. Kemungkinan hal ini dilakukan oleh raden Sandhi. Makanya mayatnya dibawa.

Pada suatu ketika, Raden Sandhi dipanggil oleh orang tuanya dan berkata : ” Sandhi, kamu aku lihat lain dari pada saudara - saudaramu. Selalu saja kau pergi kehutan, atau sampai ke daerah Paloh berburu mencari burung, kijang, pelanduk. Hasilnya tidak ada juga. Jadi aku rasa lebih baik kamu tinggal di rumah saja, itu anak istrimu siapa yang akan mengurusnya. Kami memang sanggup memberinya makan, tapi kamu sebagai suaminya, kamu yang lebih banyak memberi perhatian, mendidik. Baik itu kepada anak - anakmu, istrimu, itu adalah tanggung jawabmu.

Raden Sandhi, orangnya pendiam dan tidak suka berbicara yang tidak ada gunanya, terlebih - lebih kepada orang tuanya dan bagaimanapun kemarahan orang tuanya tadi, ia diam saja, namun di dalam hatinya karena itu telah menjadi kebiasaannya yang suka berburu. Pada suatu hari Raden Sandhi seperti biasa, akan pergi berburu senjatanya yang akan dipergunakan untuk pergi berburu. Lalu ia pergi menemui istrinya, ” Oi, hari ini, aku akan pergi berburu lagi.

Entah satu hari, dua hari aku tidak tahu. Cuma aku minta, supaya kepergianku itu, jangan kau ceritakan dengan ayah, dengan ibu,” mengapa pula, kata istrinya, saya baru saja dimarahi oleh ibu, supaya jangan pergi berburu, padahal hatiku selalu saja ingin pergi berburu. Jadi seorang istri haruslah patuh terhadap suami,”. Mengerti, jawab sang istri. Hanya jangan lama - lama. Maklumlah di dalam hutan, mesti ada sesuatu yang dikhawatirkan,”. Tidak, aku pergi tidak terlalu lama, mungkin hanya dua hari saja.

Baiklah, kata istrinya.” Nanti kalau ayah bertanya’, katakan aku tidak pergi kemana - mana. Hanya pergi dekat saja. Hanya nanti kalau kamu akan pergi bawalah teman. Jangan pergi sendiri, maklumlah di dalam hutan. Binatang banyak, seperti ular, beruang, dan binatang lainnya yang dapat menyusahkan kita, kata istrinya.

”Ialah aku membawa kawan, tapi siapakah kawanku, kata Raden Sandhi. Maka berangkatlah Raden Sandhi tadi. Dengan kedua orang temannya pergilah mereka bertiga berjalan. Mereka berjalan keluar masuk hutan, keluar masuk jurang tidak juga bertemu dengan binatang yang dicari. Apalagi rusa, kijang, pelanduk, burungpun tidak dijumpai. Karena belum juga ketemu dengan binatang buruannya dan sudah menjadi sifat Raden Sandhi, kalau belum dapat belum pula ia puas. Makan pun Raden Sandhi lupa apalagi minum. Akhirnya sampailah mereka ke daerah Paloh. Sesampai di Paloh, terdengar burung, Ciit .... Ciit ....... Ciit”. Kawan Raden Sandhipun berkata, ” Den itu ada bunyi burung.

”Mana ? ”itu, di batang kayu.” Raden Sandhipun melihat ke atas. Dilihatnya benar, ada seekor burung, namun burung itu sangat aneh bentuknya. Sangat berbeda dengan burung - burung yang lain. Tidak juga besar, tidak juga kecil. Burungnya bagus, cantik benar burung itu. Warnanya bermacam - macam, ada hijau, ada merah, kakinya kekuning - kuningan. Pendek kata menarik, sangat menarik hati.

”Ku sumpit saja burung itu. Kalau ku sumpit, mudah - mudahan burung itu tidak mati dan aku dapat memeliharanya,” kata Raden Sandhi. Kemudian di sumpitnya lah burung itu dan kena, tepat di kepalanya dan matilah burung tersebut. Sedihlah hati Raden Sandhi karena burung tersebut mati. ” Sayang, burung itu, kalau tidak mati akan kupelihara”. Apa boleh buat, walaupun mati akan kubawa pulang. Kata Raden Sandhi pada temannya.

”Wah, wah, kita pulang saja, sudah hampir dua hari kita berburu tidak juga mendapat hasil buruan hanya dapat burung satu ekor saja. Akan kusalai, agar bulunya tidak rusak sewaktu dibungkus dan akan kusimpan saja. ” Iyalah, ” jawab teman - temannya

Pulanglah Raden Sandhi, sampai di rumahnya Raden Sandhi bercerita, badannya kurang sehat, mengapa ya badanku kurang sehat, bulu kuduk terasa berdiri. Mungkin aku sakit. Pada mulanya tidak merasakan apa - apa sampai beberapa hari kemudian, badan Raden Sandhi masih juga belum sehat. Raden Sandhi merasakan demam setelah pergi ke Paloh !. Lalu dia pergi menghampiri istrinya, ada apa dengan badanku, kata Raden Sandhi kepada istrinya. Sakit barangkali aku ini.” Sudah tiga hari badanku ini panas dingin, bulu kuduk aku terasa berdiri, rasanya tidak nyaman sekali, apa ya obatnya ?”. kata Raden Sandhi kepada istrinya. Tidak tahu, jawab istrinya. Cari dukun saja yang dekat - dekat sini. Maka sang istri mencari dukun untuk mengobati suaminya tadi. Tidak lama kemudian datanglah sang dukun dan bertanya kepada Raden Sandhi, ” Sakit apa den ?”.

”Entahlah, badan aku ini rasanya kian hari kian melemah saja, bulu kuduk terasa berdiri. Demam ada juga tapi badan rasanya sakit semua. Raden dari mana, sampai sakit begini ? tanya sang dukun kepada Raden Sandhi. Saya pergi berburu ke Paloh, pulang dari berburu, badan saya terasa panas dingin, rasanya bulu merinding. Oh kalau begitu Raden terkena orang halus barangkali, kata sang dukun pula.

Lalu diobatinya Raden Sandhi, sesudah diobati dengan obat orang kampung tadi, dengan berjenis - jenis ramuan yang terbuat dari kayu - kayu, lalu dibacakannyalah mantra. Setelah dukun tadi pulang, sakit Raden Sandhi bukannya sembuh, tapi penyakitnya bertambah parah, akhirnya Raden Sandhi tidak mau makan.

Setelah beberapa lamanya Raden Sandhi sakit dan sakitnya tidak juga sembuh, akhirnya Raden Sandhi meninggal dunia. Layaknya orang meninggal tentulah dimandikan, dikapankan lalu dikuburkan seperti layaknya upacara penguburan. Setelah upacara penguburan selesai dilaksanakan, pada malam harinya istri Raden Sandhi mendapat mimpi, dalam mimpi itu, mengatakan bahwa sebenarnya Raden Sandhi tidaklah mati, Raden Sandhi dibawa oleh orang halus pergi ke Paloh, untuk dijadikan raja oleh orang halus di sana karena raja mereka sudah tua, Raden Sandhi akan dijadikan menantu dan raja orang halus di tempat tersebut.

Yang dimakamkan itu bukannya Raden Sandhi, melainkan hanya sebatang kedebok pisang saja dan itulah yang ditanam, kata orang halus di dalam mimpi sang istri. Orang halus tadi juga berpesan untuk memberitahukan mimpinya kepada orang tua Raden Sandhi.

Lalu tersadarlah sang istri dari mimpinya, dan kemudian bercerita kepada kedua orang tua Raden Sandhi beserta keluarganya. Bahwa yang dikuburkan itu bukanlah jasad tubuh Raden Sandhi melainkan hanya sebatang gedebok pisang dan suaminya dibawa pergi ke paloh oleh orang halus untuk dinikahkan dengan anak Raja Paloh. Begitulah cerita istri Raden Sandhi, maka gemparlah mereka mendengar cerita sang istri tadi. Sang ayah menyesali kelakuan Raden Sandhi yang sudah sering diingatkan untuk tidak pergi berburu, apalagi pergi berburu sampai ke Paloh.

Sudah kita tahu bersama, bahwa Paloh itu tempat orang - orang kebenaran, apalagi kedatangannya ke Paloh hanya untuk pergi berburu, membunuh binatang lagi. Namun apa daya semuanya telah terjadi. Mungkin itu sudah suratan takdir Raden Sandhi,” kata ayahnya.

Kita teruskan cerita kita dahulu, setelah Raden Sandhi dibawa ke Paloh, Raden Sandhi dinikahkan dengan anak Raja Paloh. Pada masa itulah Raden Sandhi menjadi Raja Paloh dan berkuasa di daerah Paloh. Pada saat sekarang ini juga masih banyak masyarakat yang mempercayainya dan menurut cerita apabila akan pergi ke Paloh, jangan lupa menyebut nama Raden Sandhi, sambil berkata, ” Den, Raden, kami datang ke Paloh daerah kekuasaan dato’ ( panggilan untuk Raden Sandhi ) kami juga masih keluarga dari Sambas, janganlah kami diganggu”, begitlah bunyi ucapannya. Selain itu ada juga syarat yang harus dilakukan bagi yang akan ke Paloh yaitu

Selain itu juga tidak boleh berbicara kotor dan bersiul - siul. Apabila hal - hal semacam ini dilanggar maka akan ada akibatnya. Begitulah, ceritanya. Jadi kepercayaan itu masih tetap dipegang hingga saat ini. Orang yang masuk ke daerah Paloh tidak berani sembarangan. Daerah itu  dijaga oleh Raden Sandhi. Benar atau tidaknya cerita ini’, Wallahualam.

Sumber : Cerita rakyat



Kapolres Sambas Menggelar Talk Show



Kapolres Sambas menggelar talk show dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang ke-66. dengan tema “  Bermitra Dalam Menangani Konflik Komunal/sosial, di Aula Whira Wijaya Mapolres Sambas, Jum’at (29/6). Yang dihadiri Wakil Bupati Sambas, DR. Pabali Musa, M.Ag, Penasehat Majelis Adat Budaya Melayu H. Darwis Mohtar, Majelis Adat Dayak A. Lingga, Ketua MUI Kab. Sambas, imam besar masjid babul jannah, tokoh agama dan tokoh masyarakat sambas.

Sumber : http://humassambas.com.

Bupati Tutup Pameran da Hiburan Rakyat







Bupati Sambas, dr. Hj. Juliarti Juhardi Alwi MPh menutup pameran dan hiburan rakyat dalam rangka Apresiasi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal (PTK PAUDNI) Berprestasi  Tingkat Provinsi Kalbar tahun 2012 di Halaman Kantor Bupati Sambas, Jum,at (29/6) malam. Dalam kesuksesan pelaksanaan pameran dan hiburan rakyat, Bupati Sambas dan Wakil  Bupati Sambas, DR Pabali Musa, M.Ag memberikan penghargaan kepada Dinas Pendidikan Kab. Sambas, Sat Pol PP, Dinas Perhubungan Dan Kominfo, Dinas Kesehatan, Dinas Porabudpar, Kepala Desa Dalam Kaum Sambas, Camat Sambas, Rutan Kelas II Sambas, PDAM dan PLN Ranting Sambas.
 
Sumber : http://humassambas.com.

Insanak

Download 4Sync



Kaing Lunggi

Download 4Sync

Lagu Ki Pe Te



Download 4shared Desktop

Rang Bujang

Download 4shared Desktop

Lagu Sambas Kebanjeran

Download 4shared Desktop

Mesjid Jami Keraton Sambas


Beduk Mesjid Jami Keraton Sambas


Foto Meriam Keraton dari arah depan


Foto Keraton dari arah kanan pintu masuk


Pintu Gerbang Masuk Keraton Sambas


Mesjid Jami Keraton Sambas

Mesjid Jami Keraton Sambas
Masjid 100613-3156 sbs.jpg
Letak Sambas, Kalimantan Barat, Indonesia
Afiliasi agama Islam
Deskripsi arsitektur
Jenis arsitektur Masjid
Tahun selesai 10 Oktober 1885
Spesifikasi
Masjid Jami Keraton Sambas adalah masjid yang berada di komplek keraton Kesultanan Sambas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Masjid yang resminya bernama Masjid Sultan Muhammad Syafi'oeddin II ini tercatat sebagai masjid tertua di Kalimantan Barat.
Sejarah
Masjid Jami Keraton Sambas ini awalnya merupakan rumah sultan yang kemudian dijadikan musala. Dibangun oleh Sultan Umar Aqomuddin yang memerintah Negeri Sambas pada tahun 1702-1727 Masehi,kemudian masjid kecil itu direnovasi oleh putranya, Sultan Muhammad Saifuddin dan dikembangkan menjadi masjid jami dan diresmikan pada tanggal 10 Oktober 1885 M. Masjid ini tercatat sebagai masjid tertua di Kalimantan Barat[1].
Arsitektur
Jumlah tiang tengah bagaian dalam Mesjid Jami' berjumlah delapan batang yang bermakna pendirinya adalah Sultan ke-8 atau Sultan ke-14 garis Kesultanan Kerajaan Sambas[2]. Semua dari bangunan ini juga terbuat dari kayu belian.

Sumber :  http://id.wikipedia.org

Terbentuknya Kabupaten Sambas

Pesona Sambas >>>>>......
Setelah mengetahui sejarah terbentuknya kerajaan Sambas,sekarang giliran terbentuknya Kabupaten Sambas.
A. PEMBENTUKAN
Pemerintah Kabupaten Sambas terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 27 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Ind Th1953 Nomor 9.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 352) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia 1959 Nomor 72. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820), dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Bengkayang maka kedudukan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas pindah dari Kota Singkawang ke Kota Sambas.

B. LETAK GEOGRAFIS
Secara geografis Kabupaten Sambas memiliki luas daratan 6.589,30 Km2 dengan dikelilingi perairan laut seluas 1.467,84 Km². Kabupaten Sambas terletak pada 2008 sampai dengan 2033 Lintang Utara dan 108004 sampai dengan 108039 Bujur Timur.

Wilayah Kabupaten Sambas terbagi atas 19 kecamatan yang terdiri dari Selakau, Pemangkat, Jawai, Tebas, Sambas, Sejangkung, Teluk Keramat, Paloh, Sajingan Besar, Galing, Subah, Tekarang, Semparuk, Sebawi, Sajad, Jawai Selatan, Tangaran, Selakau Timur dan Salatiga.
Wilayah Kabupaten Sambas secara keseluruhan berbatasan dengan:
1) Bagian utara berbatasan dengan wilayah Serawak Malaysia;
2) Bagian selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang;
3) Bagian barat berbatasan dengan Laut Natuna;
4) Bagian timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bengkayang dan wilayah Serawak Malaysia.

Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah 6.395,70 km² atau 639.570 ha (4,36% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat), merupakan wilayah Kabupaten yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi Kalimantan Barat. Panjang pantai ± 128,5 km dan panjang perbatasan negara ± 97 km.Kabupaten Sambas terletak di antara 1’23” LU dan 108’39” BT

Kabupaten Sambas yang terbentuk sekarang ini adalah hasil pemekaran kabupaten pada tahun 2000. Sebelumnya wilayah Kabupaten Sambas sejak tahun 1960 adalah meliputi juga Kota Singkawang dan Kabupaten Bengkayang sekarang dimana pembentukan Kabupaten Sambas pada tahun 1960 itu adalah berdasarkan bekas wilayah kekuasaan Kesultanan Sambas.

Temperatur udara rata-rata berkisar antara 22,9°C. Sampai 31,05 °C. Suhu udara terendah 21,2 °C terjadi pada bulan Agustus dan yang tertinggi 33,0 °C pada bulan Juli. Kelembaban udara relatif 81-90%, tekanan udara 1,001-1,01/Hm Bar, kecepatan angin 155 – 173 km/hari, elipasi sinar matahari 50.73%, penguapan (evaporasi ) harian antara 4,2-5,9 Hm dan evapotranspirasi bulanan 134,7 – 171,4 mm.

Sumber : http://pontianak.bpk.go.id
                 http://id.wikipedia.org

Silsilah Kerajaan Sambas

Pesona Sambas >>>>..............
Setelah kita mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Sambas,yang pasti kita juga harus mengetahui siapa saja yang pernah menjabat sebagai raja di kerajaan Sambas tersebut. Kerajaan Sambas tersebut berdiri sejak tahun 1671,Yang sebagai sultan pertama pada saat itu adalah .......dst.
Saat ini kesultanan Sambas dijabat oleh Raden Muhammad Farhan.
Sultan-Sultan Sambas seluruhnya berjumlah 15 Sultan yaitu :
Sultan Muhammad Shafiuddin I bin Sultan Ibrahim Ali Omar Shah ( Sultan Tengah ) (1671 - 1682)
Sultan Muhammad Tajuddin bin Sultan Muhammad Shafiuddin I (1682 - 1718)
Sultan Umar Aqamaddin I bin Sultan Muhammad Tajuddin (1718 - 1732)
Sultan Abubakar Kamaluddin bin Sultan Umar Aqamaddin I (1732 - 1762)
Sultan Umar Aqamaddin II bin Sultan Abubakar Kamaluddin (1762 - 1786) dan (1793 - 1802)
Sultan Achmad Tajuddin bin Sultan Umar Aqamaddin II (1786 - 1793)
Sultan Abubakar Tajuddin I bin Sultan Umar Aqamaddin II (1802 - 1815)
Sultan Muhammad Ali Shafiuddin I bin Sultan Umar Aqamaddin II (1815 - 1828)[1]
Sultan Usman Kamaluddin bin Sultan Umar Aqamaddin II (1828 - 1832)
Sultan Umar Aqamaddin III bin Sultan Umar Aqamaddin II (1832 - 1846)
Sultan Abu Bakar Tajuddin II bin Sultan Muhammad Ali Shafiuddin I (1846 - 1854)[2]
Sultan Umar Kamaluddin bin Sultan Umar Aqamaddin III (1854 - 1866)
Sultan Muhammad Shafiuddin II bin Sultan Abubakar Tajuddin II (1866 - 1924)
Sultan Muhammad Ali Shafiuddin II bin Sultan Muhammad Shafiuddin II (1924 - 1926)
Sultan Muhammad Ibrahim Shafiuddin bin Pangeran Adipati Achmad bin Sultan Muhammad Shafiuddin II (1931 - 1944) ( Sultan Sambas Terakhir )
Pangeran Ratu Muhammad Taufik bin Sultan Muhammad Ibrahim Shafiuddin (1944 - 1984) ( Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas )
Pangeran Ratu Winata Kusuma bin Pangeran Ratu Muhammad Taufik (2000 - 2008) ( Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas )
Pangeran Ratu Muhammad Tarhan bin Pangeran Ratu Winata Kesuma (2008) sebagai Pewaris Kepala Rumah Tangga Istana Kesultanan Sambas. 
Adapun Silsilah Figur-Figur yang pernah memerintah di Kesultanan Sambas selama 279 Tahun masa pemerintahan Kesultanan Sambas yaitu dari sejak Kesultanan Sambas berdiri pada tahun 1671 M hingga berakhirnya masa pemerintahan Kesultanan Sambas dengan bergabung kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950 M, adalah sebagai berikut :
Sultan Muhammad Shafiuddin I (Raden Sulaiman bin Sultan Tengah) Tahun : 1671 - 1682 M
Sultan Muhammad Tajuddin I (Raden Bima bin Sultan Muhammad Shafiuddin I )Tahun : 1682 - 1718 M
Sultan Umar Aqamaddin I (Raden Mulia / Meliau bin Sultan Muhammad Tajuddin I) Tahun : 1718 - 1732 M
Sultan Abubakar Kamaluddin (Raden Bungsu bin Sultan Umar Aqamaddin I) Tahun : 1732 M - 1762 M
Sultan Umar Aqamaddin II (Raden Jamak bin Sultan Abubakar Kamaluddin) Tahun : 1762 - 1786 M & 1793 - 1802 M
Sultan Muhammad Tajuddin II (Raden Ahmad / Gayong bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun : 1786 - 1793 M
Sultan Abubakar Tajuddin II (Raden Mantri bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun : 1802 - 1815 M
Sultan Muhammad Ali Shafiuddin I (Raden Anom / Pasu bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun : 1815 - 1828 M
Sultan Usman Kamaluddin (Raden Sumba bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun : 1828 - 1830 M
Sultan Umar Aqamaddin III (Raden Semar bin Sultan Umar Aqamaddin II) Tahun : 1830 - 1846 M
Sultan Abubakar Tajuddin II (Raden Ishaq bin Sultan Muhammad Ali Shafiuddin II) Tahun : 1846 - 1855 M
Sultan Umar Kamaluddin (Raden Tokok bin Sultan Umar Aqamaddin III) Tahun : 1855 - 1866 M
Sultan Muhammad Shafiuddin II (Raden Hafifuddin bin Sultan Abubakar Tajuddin II) Tahun : 1866 - 1922 M
Sultan Muhammad Ali Shafiuddin II (Raden Muhammad Arif bin Sultan Muhammad Shafiuddin II) Tahun : 1922 - 1926 M
Pangeran Bendahara Muhammad Tayeb (Raden Muhammad Tayeb bin Sultan Muhammad Shafiuddin II) Tahun : 1926 - 1931 M
Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin (Raden Muhammad Mulia Ibrahim bin Pangeran Adipati Achmad bin Sultan Muhammad Shafiuddin II) Tahun : 1931 - 1944
Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma Muchsin Panji Anom (Raden Muchsin Panji Anom bin Pangeran Cakra Negara Sulaiman Panji Anom bin Pangeran Muda Nata Kesuma Abdul Muthalib bin Sultan Abubakar Tajuddin II) Tahun : 1946 - 1950 M
Gelar, Sebutan Penghormatan dan Jabatan di Kesultanan Sambas
Seluruh Sultan Sambas disamping mempunyai nama batang tubuh juga mempunyai nama gelaran seperti Raden Sulaiman bergelar Sultan Muhammad Shafiuddin I, Raden Ishaq bergelar Sultan Abubakar Tajuddin II dan lainnya.
Sultan dengan sebutan penghormatan: Sri Paduka al-Sultan Tuanku (gelar Sultan) ibni al-Marhum (nama dan gelar bapak), Sultan dan Yang di-Pertuan Sambas, dengan panggilan Yang Mulia.
Sultan yang mengundurkan diri dari Tahta mempunyai sebutan kehormatan "Yang Dipertuan Sultan" dan menggunakan nama gelarannya sewaktu menjadi Sultan misalnya : Yang Dipertuan Sultan Muhammad Shafiuddin II.
Permaisuri: Sri Paduka Ratu (gelar).
Putra Mahkota (Pewaris Resmi Kerajaan) mempunyai sebutan kehormatan "Sultan Muda" atau "Pangeran Ratu" atau "Pangeran Adipati" namun tidak mempunyai gelar, jadi langsung kepada nama batang tubuhnya / panggilannya. Putra Mahkota ini biasanya dipilih dari anak laki-laki sulung dari Permaisuri yang disebut dengan nama "Anak Gahara".
Anak Sulung Sultan dari istri bukan Permaisuri mempunyai sebutan kehormatan "Pangeran Muda".
Dibawah Sultan Sambas terdapat 4 Jabatan Wazir dengan sebutan kehormatan "Pangeran" dan mempunyai nama gelaran yaitu : Wazir I bergelar Pangeran Bendahara Sri Maharaja, Wazir II bergelar Pangeran Paku Negara, Wazir III bergelar Pangeran Tumenggung Jaya Kesuma dan Wazir IV bergelar Pangeran Laksmana. Keempat Wazir ini diketuai oleh Wazir I (Pangeran Bendahara Sri Maharaja)dan keempatnya harus berasal dari kerabat dekat Sultan Sambas dan mempunyai nasab yang sama.
Dibawah Wazir terdapat Menteri-Menteri Kerajaan dengan sebutan kehormatan "Pangeran" yang diantaranya bergelar Pangeran Cakra Negara, Pangeran Amar Diraja dan lainnya.
Dibawah Pangeran terdapat Chateria Kerajaan dengan sebutan kehormatan "Pangeran" namun tidak mempunyai nama gelaran jadi langsung kepada nama batang tubuhnya / panggilannya.
Anak-anak dari Pangeran, Pangeran Ratu atau Pangeran Adipati dan Pangeran Muda semuanya mempunyai sebutan kehormatan "Raden".
Anak-anak dari Raden mempunyai sebutan kehormatan "Urai". "Urai" dapat kemudian menjadi "Raden" tetapi dengan suatu pengangkatan secara resmi oleh Sultan.
Referensi
Kesultanan Sambas.

Sumber : Wikipedia.com

Sejarah Berdirinya Kota Sambas

Pesona Sambas >>>>
Jika anda berkunjung ke Sambas,sepertinya tidak lengkap kalau belum masuk ke Keraton Sambas,paling tidak melihat dihalaman keraton. seperti itulah bunyi suara-suara yang sering saya dengar. Karena di Keraton inilah banyak meninggalkan sejarah tentang sejarah dan latar belakang berdirinya Sambas. Buat yang belum pernah berkunjung ke Sambas mungkin dengan membaca artikel ini semoga saja bisa lebih jelas sedikit tentang keberadaan kota Sambas. Kerajaan Sambas khususnya
Kesultanan Sambas adalah sebuah kerajaan yang berdiri di kota Sambas,Kalimantan Barat. Seperti apa sejarahnya ????.....Langsung saja ke sumbernya .

Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran “Nek” yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi.

Pada masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai Sambas inilah kemudian pada awal abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar Bangsawan Jawa (sekitar lebih dari 500 orang) yang diperkirakan adalah Bangsawan Majapahit yang masih hindu melarikan diri dari Pulau Jawa (Jawa bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah Sultan Demak ke-3 yaitu Sultan Trenggono.

Pada saat itu di pesisir dan tengah wilayah Sungai Sambas ini telah sejak ratusan tahun didiami oleh orang-orang Melayu yang telah mengalami asimilasi dengan orang-orang Dayak pesisir dimana karena saat itu wilayah ini sedang tidak ber-Raja (sepeninggal Raja Tan Unggal) maka kedatangan rombongan Bangsawan Majapahit ini berjalan mulus tanpa menimbulkan konflik. Rombongan Bangsawan Majapahit ini kemudian menetap di hulu Sungai Sambas yaitu di suatu tempat yang sekarang disebut dengan nama “Kota Lama”.

Setelah sekitar lebih dari 10 tahun menetap di “Kota Lama” dan melihat keadaan wilayah Sungai Sambas ini aman dan kondusif maka kemudian para Bangsawan Majapahit ini mendirikan sebuah Panembahan / Kerajaan hindu yang kemudian disebut dengan nama “Panembahan Sambas”. Raja Panembahan Sambas ini bergelar “Ratu” (Raja Laki-laki)dimana Raja yang pertama tidak diketahui namanya yang kemudian setelah wafat digantikan oleh anaknya yang bergelar Ratu Timbang Paseban, setelah Ratu Timbang Paseban wafat lalu digantikan oleh Adindanya yang bergelar Ratu Sapudak. Pada masa Ratu Sapudak inilah untuk pertama kalinya diadakan kerjasama perdagangan antara Panembahan Sambas ini dengan VOC yaitu pada tahun 1609 M.

Pada masa Ratu Sapudak inilah rombongan Sultan Tengah (Sultan Sarawak ke-1) bin Sultan Muhammad Hasan (Sultan Brunei ke-9) datang dari Kesultanan Sukadana ke wilayah Sungai Sambas dan kemudian menetap di wilayah Sungai Sambas ini (daerah Kembayat Sri Negara. Anak laki-laki sulung Sultan Tangah yang bernama Sulaiman kemudian dinikahkan dengan anak bungsu Ratu Sapudak yang bernama Mas Ayu Bungsu sehingga nama Sulaiman kemudian berubah menjadi Raden Sulaiman. Raden Sulaiman inilah yang kemudian setelah keruntuhan Panembahan Sambas di Kota Lama mendirikan Kerajaan baru yaitu Kesultanan Sambas dengan Raden Sulaiman menjadi Sultan Sambas pertama bergelar Sultan Muhammad Shafiuddin I yaitu pada tahun 1675 M.

Sejarah Ringkas Kesultanan Sambas
Sebelum berdirinya Kesultanan Sambas pada tahun 1675 M, di wilayah Sungai Sambas ini sebelumnya telah berdiri Kerajaan-Kerajaan yang menguasai wilayah Sungai Sambas dan sekitarnya. Berdasarkan data-data yang ada, urutan Kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Sungai Sambas dan sekitarnya sampai dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia adalah :
1. Kerajaan Nek Riuh sekitar abad 13 M – 14 M.
2. Kerajaan Tan Unggal sekitar abad 15 M.
3. Panembahan Sambas pada abad 16 M.
4. Kesultanan Sambas pada abad 17 M – 20 M.

Secara otentik Kerajaan Sambas telah eksis sejak abad ke 13 M yaitu sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca pada masa Majapahit (1365 M). Kemungkinan besar bahwa Kerajaan Sambas saat itu Rajanya bernama Nek Riuh. Walaupun secara otentik Kerajaan Sambas tercatat sejak abad ke-13 M, namun demikian berdasarkan benda-benda arkelogis (berupa gerabah, patung dari masa hindu)yang ditemukan selama ini di wilayah sekitar Sungai Sambas menunjukkan bahwa pada sekitar abad ke-6 M atau 7 M di sekitar Sungai Sambas ini diyakini telah berdiri Kerajaan.

Hal ini ditambah lagi dengan melihat posisi wilayah Sambas yang berhampiran dengan Selat Malaka yang merupakan lalu lintas dunia sehingga diyakini bahwa pada sekitar abad ke-5 hingga 7 M di wilayah Sungai Sambas ini telah berdiri Kerajaan Sambas yaitu lebih kurang bersamaan dengan masa berdirinya Kerajaan Batu Laras di hulu Sungai Keriau yaitu sebelum berdirinya Kerajaan Tanjungpura.

Sedangkan sejarah berdirinya Kesultanan Sambas berumula di Kesultanan Brunei yaitu ketika Sultan Brunei ke-9 yaitu Sultan Muhammad Hasan wafat pada tahun 1598 M, maka kemudian putra Baginda yang sulung menggantikannya dengan gelar Sultan Abdul Jalilul Akbar. Ketika Sultan Abdul Jalilul Akbar telah memerintah puluhan tahun kemudian muncul saingan untuk menggantikan dari Adinda Sultan Abdul Jalilul Akbar yang bernama Pangeran Muda Tengah. Untuk menghindari terjadinya perebutan kekuasaan maka Baginda Sultan Abdul Jalilul Akbar membuat kebijaksanaan untuk memberikan sebagai wilayah kekuasaan Kesultanan Brunei yaitu daerah Sarawak kepada Pangeran Muda Tengah. Maka kemudian pada tahun 1629 M, Pangeran Muda Tengah menjadi Sultan di Sarawak sebagai Sultan Sarawak pertama dengan gelar Sultan Ibrahim Ali Omar Shah yang kemudian Baginda lebih populer di kenal dengan nama Sultan tengah atau Raja Tengah yaitu merujuk kepada gelaran Baginda sebelum menjadi Sultan yaitu Pangeran Muda Tengah.

Peninggalan Kesultanan Sambas
Peninggalan dari jejak Kesultanan Sambas yang masih ada hingga saat ini adalah Masjid Jami’ Kesultanan Sambas, Istana Sultan Sambas, Makam-makam Sultan Sambas dari Sultan Sambas pertama hingga Sultan Sambas ke-14 serta sebagian alat-alat kebesaran Kerajaan seperti tempat tidur Sultan terakhir, kaca hias, seperangkat alat untuk makan sirih, pakaian kebesaran Sultan, payung ubur-ubur, tombak canggah, 3 buah meriam canon di depan istana dan 2 buah meriam lele, 2 buah tempayan keramik dari negeri Tiongkok dan 2 buah kaca kristal dari Kerajaan Perancis dan Belanda. Sebagian besar barang-barang peninggalan Kesultanan Sambas lainnya telah hilang atau terjual oleh oknum tertentu, namun secara fisik jejak Kesultanan Sambas masih terlihat jelas dan terasa kuat di Sambas ini. Juga Keturunan dari Sultan-Sultan Sambas ini bertebaran di wilayah Borneo (Kalimantan) Barat ini baik di Kota Sambas, Singkawang dan Pontianak yang sebagiannya masih menggunakan gelaran Raden.


Lokasinya sendiri tepat terletak di bibir sungai Sambas, yang menjadikan pemandangan di sekitar istana ini menjadi sangat nyaman ketika ditambah dengan keasrian berbagai vegetasi yang terletak di sekitar istana tersebut. Setelah melewati sebuah gapura, para pengunjung kemudian akan disambut dengan berbagai peninggalan sejarah Kesultanan Sambas yang terletak di halaman istana, seperti tiga meriam yang seperti selalu siap untuk menjaga keberadaan istana ini. Sebelum mencapai gapura kedua, di sisi kanan para pengunjung dapat menjumpai Mesjid Jami' Sultan Syafiuddin yang kokoh hangat berdiri menyambut siapapun yang berniat untuk beribadah ke dalamnya.

Bagian dalam ruangan istana ini sendiri terbagi atas tiga bgian umum, bagian depan, bagian tengah dan bagian belakang. Dengan nuansa warna kuning khas melayu yang mendominasi di penjuru ruangan, para pengunjung dapat melihat berbagai foto, ruang kamar tempat tinggal para pengisi istana maupun bukti-bukti sejarah yang menceritakan mengenai keberadaan Kesultanan Sambas semenjak dulu. Walaupun tidak selalu berada di tempat, pengunjung dapat menemui seorang penjaga istana yang biasanya akan mau berbaik hati untuk menceritakan sekilas mengenai sejarah berdirinya istana tersebut.

Kesultanan Sambas sendiri telah berdiri cukup lama -- begitu lama hingga namanya sempat tercatat di kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Dibangun pada 1675, Kesultanan Sambas merupakan generasi penerus dari beberapa Kerajaan Sambas yang sebelumnya telah berdiri di sisi Sungai Sambas. Pembangunannya sendiri diawali oleh pernikahan Sultan Tengah -- seorang pangeran yang berasal dari Brunei Darussalam yang kemudian masuk Islam ketika singgah di Kerajaan Matan, Tanjungpura -- dengan adik Sultan Muhammad Syafiuddin, raja Kerajaan Matan, Ratu Surya Kesuma. Sultan Tengah kemudian memboyong keluarga barunya ke kota Bangun, yang berdekatan dengan ibukota Kerajaan Sambas, kota Lama. Saat itu, Kerajaan Sambas sendiri merupakan sebuah kerajaan Hindu. Namun dengan strategi yang tepat, yaitu menikahkan putera bungsunya, Raden Sulaiman, dengan puteri Ratu Sepudak, Mas Ayu Bungsu, dari Kerajaan Sambas, perlahan-lahan kerajaan Hindu tersebut mulai berubah menjadi sebuah kesultanan Islam. Istana Alwatzikhoebillah sendiri baru mulai dibangun pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Syafiuddin (1931-1943), sultan ke-15 Kesultanan Sambas.

Sejak bulan Februari 2008, pemangku Istana Alwatzikhoebillah dipercayakan kepada Pangeran Ratu M. Tarhan Winata Kesuma

Sumber :  http://www.forumkami.net

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More